Sabtu, 29 Januari 2011

PENYEBAB KECELAKAAN SAAT BERKENDARAAN

 
 Selama ini wanita sering menjadi sasaran kemarahan para pengendara di jalanan. Entah itu karena terlalu berhati-hati, terlalu berjalan di tengah, atau terlalu lamban. Apa pun keluhan di jalan raya, biasanya diakhiri dengan kalimat, ”Oh, yang nyupir perempuan!” Dan serta-merta keadaan menjadi dimaklumi. Tak heran, karena memang kaum wanita cenderung lebih berhati-hati. Namun, agar lebih memastikan cara menyupir Anda sudah benar dan aman, ada baiknya Anda mengenali cara berkendara yang lebih aman. Berikut adalah 10 kebiasaan yang sering dilakukan pengendara di jalanan yang mesti dihindari;

1. Banting setir
Ini merupakan salah satu kesalahan fatal yang sering dilakukan para pengendara, yakni tidak berada di jalur yang benar, misalnya keluar dari jalur atau mencoba menyalip melewati jalur yang berlawanan.

2. Menyetir sambil mengantuk
Menyetir sambil mengantuk sama saja seperti menyetir dalam keadaan mabuk. Entah sudah berapa banyak kecelakaan yang dilaporkan gara-gara sang supir mengantuk. Kebanyakan kecelakaan semacam ini terjadi di antara pukul 3-6 pagi akibat kurang tidur.

3. Menyetir di bawah pengaruh alkohol
Ini adalah kebiasaan yang paling buruk. Indonesia memang masih tabu untuk membicarakan tentang alkohol. Namun, ini sudah bukan lagi masalah yang sepele. Di luar negeri, sudah dibentuk lembaga yang terus berusaha mengingatkan masyarakat akan bahayanya berkendara di bawah pengaruh alkohol. Mabuk sambil berjalan kaki pun berpengaruh terhadap bahaya kecelakaan di jalanan.

4. Panik Ketika panik, kita cenderung melakukan hal-hal yang seharusnya tak kita lakukan. Misalnya, ketika ban mobil tak sengaja menyerempet pembatas jalan, dan mobil sedikit kehilangan kendali, sebagian orang yang belum benar-benar memahami kekuatan dan gerakan mobil bisa saja membanting setir ke arah yang berlawanan karena panik. Akan sangat bahaya jika ini terjadi ketika mobil berada dalam keadaan kencang dan jalanan dalam keadaan ramai.

5. NgebutBalapan, ngebut dengan kecepatan melebihi batas kecepatan aman merupakan penyebab kedua dari kecelakaan fatal yang berujung pada kematian. Ketika kecepatan Anda melebihi 80 km/jam, Anda memasuki zona berbahaya. Sebanyak 30% kematian akibat mengebut terjadi ketika kecepatan melebihi 80 km/jam. Yang paling parah adalah ketika mengebut tanpa mengenakan sabuk pengaman, sama bahayanya dengan naik motor tanpa mengenakan helm.

6. Misinterpretasi
Merupakan hal yang umum terjadi ketika tiba-tiba seseorang yang menginjak usia senja tidak bisa membaca atau memprediksi situasi. Apalagi ketika seseorang baru keluar dari gang dan akan memasuki jalan raya. Jika hal ini terjadi mendadak, dan si pengemudi tak mampu berpikir cepat, bisa menjadi sangat berbahaya. Tak jarang kecelakaan terjadi karena hal ini.

7. Menyetir sembrono
Peringatan yang diberikan dinas perhubungan di jalan tol di papan-papan untuk menjaga jarak adalah hal yang penting dipatuhi. Terlalu dekat dengan mobil lainnya amat penting. Karena, jika ada hal-hal yang tak diinginkan di jalan terhadap mobil di belakang atau di depan Anda, besar kemungkinan Anda juga akan terkena dampaknya.

8. Menerobos lampu merah
Jika Anda perhatikan, berapa banyak pengendara motor atau mobil yang berani menerobos lampu merah. Sadar atau tidak, tindakan ini sangat lah berbahaya. Anda mempertaruhkan keselamatan Anda dengan nekat melakukan tindakan ini. Sebanyak 54% kecelakaan antarmobil terjadi kepala lawan kepala. Jika Anda mengendarai motor, lebih parah lagi dampaknya. Ini adalah salah satu resep paling manjur untuk mencari celaka.

9. Tak mengenakan sabuk pengaman
Sabuk pengaman berada di mobil bukan hanya sebagai penghias atau pelengkap. Warga Indonesia perlu disadarkan pentingnya sabuk pengaman, dan tersedianya hukum yang mengatur bila warganya tidak mengenakan sabuk pengaman. Tanpa sabuk pengaman, si penumpang dan supir mobil mempertaruhkan badannya terlempar keluar dari mobil. Sementara 76% kematian terjadi karena korban terlontar dari tempat duduknya.

10. Tidak konsentrasi
Para wanita memang memiliki kemampuan untuk bisa melakukan tugas multi (multitasking) dan memiliki otak paralel. Namun, ini tidak serta-merta berarti para wanita bisa melakukan kegiatan lain sementara sedang mengendarai mobil. Beberapa kegiatan yang sering dilakukan ketika berkendara antara lain adalah; makan, berbicara di telepon, mengetik SMS, sambil men-tuning radio di mobil. Jika Anda perhatikan mobil-mobil yang sering seliweran di sekitar kita, banyak orang yang belum menyadari bahayanya mengoperasikan telepon sambil menyetir, padahal Anda cenderung lengah pada keadaan jalan. Jika Anda pikir mengenakan hands free akan mengurangi risikonya, Anda salah besar. Hal ini sama saja mengalihkan pikiran Anda dari jalanan.

Lebih baik aman daripada menyesal, kan? Ingatkan saudara, kerabat, siapa pun orang yang Anda kasihi akan pentingnya kewaspadaan di jalan raya. Anda mungkin berpikir hal ini tak mungkin terjadi pada Anda, tetapi mengingat semakin mudahnya orang memiliki ijin berkendara, memiliki kendaraan, dan ketidakpedulian masyarakat di jalanan, penting untuk selalu konsentrasi dan tenang saat berkendara.










 sumber      : Dir Lantas Polda Riau

creative by : CJR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar